Buku ini di petik dari karangan F.L Winter pada tahun 1871 yang memuat asal mula keris, nama-nama keris, pamor, khasiat, empu pencipta keris, Dewa-dewa, Para brahmana dan raja-raja yang ahli keris dan memperintahkan/memesan keris, karakteristik berbagai besi, juga menyadur dari serat centini (Suluk Tambangraras) karangan KGPAA Amengkunagara III (Ingkang Sinuhun PakuBuwana V di surakarta yang di latinkan oleh KAMAJAYA terbitan yayasan centini yogyakarta 1986 jilid 2 hal. Perlu kita sadari Serat Centhini merupakan Ensiklopedi pengetahuan dan budaya Jawa yang kita miliki yang pertama dan dapat dijadikan acuan untuk dikembangkannya. Oleh sebab itu, senjata yang bernama keris dan tumbak merupakan hasil karya budaya bangsa Jawa yang asli, maka nama-nama bangun keris (senjata keris) itu pun memakai nama dalam bahasa Jawa. Demikian juga nama-nama bagian keris.
Download Novel Digital Gratis Gajah Mada 2: Bergelut Dalam Kemelut Takhta Dan Angkara. Jayanegara wafat bukan dalam peperangan dengan pasukan segelar-sepapan, melainkan pada cicipan ramuan obat yang ternyata berisi racun di atas pembaringan ketika ia sedang sakit biasa. Ra Tanca, sang pembunuh raja itu pun tewas di keris Gajahmada. Dan terkuaklah siapa “Bagaskara Manjer Kawuryan” setelah lenyap terkubur bumi sejak sembilan tahun yang lalu.
Buku ini membahas tentang keris, macam-macam dan permasalahannya dari A-Z. Silahkan di download PDF (3,6 M) Diposting oleh Farid ZE di 02.19. Sebelum melakukan download, saya informasikan bahwa: Dalam file Ensiklopedia Keris, tersebut tidak menyebutkan siapa pengarang buku, dan gambar disamping ini juga tidak jelas ini sampul gambar buku siapa, siapa penerbitnya, terbitan tahun kapan dan lain sebagainya, pada bagian bawah hanya tertulis KERIS – SENJATA TRADISIONAL INDONESIA.
Namun, sang Misterius itu sudah mati membawa serta segala rahasianya. Apakah Cakradara ada di balik pembunuhan berantai ini? Di sinilah awal penelusuran Gajahmada dan para anggota Bhayangkara di bawah senopati Gajah Enggon. Gajahmada bahkan harus memeriksa Kudamerta, juga Cakradara. Terkuaklah banyak misteri dan fakta mencengangkan yang selama ini terpendam. Tentang Jayanegara yang pernah mengganggu Nyai Tanca.
Tentang Kudamerta yang ternyata sudah beristri sebelum menikahi Dyah Wiyat, meski wanita itu mendadak hilang berikut bayinya di gendongan pada malam pernikahan Kudamerta dengan sekar kedaton. Tentang terdapatnya lambang buah maja terbelit ular pada setiap mayat mereka yang terbunuh.
Tentang ditemukannya lambang aneh itu oleh prajurit Bhayangkara di rumah Nyai Tanca; bahkan wanita itu mengaku sebagai yang memiliki ide penciptaan lambang itu. Tentang adanya gerakan mencurigakan di Karang Watu yang tersembunyi: latihan perang pasukan segelar-sepapan. Tentang pengikut Ramapati yang menghilang ketika pejabat culas itu dieksekusi Jayanegara beberapa tahun lalu, yang disinyalir berada di balik semua peristiwa ini.
Tentang kematian Pakering Suramurda, paman Cakradara, yang juga memiliki cita-cita untuk menjadikan Cakradara menjadi raja menguasai Majapahit. Dan pada akhirnya, terkuaklah dalang segala peristiwa itu.
Bahwa Panji Rukmamurti yang ternyata pemimpin pasukan pemberontak di Karang Watu tak lain adalah Nyai Tanca. Bahwa benar, ternyata Brama Rahbumi, pengikut setia Ramapati, berada di balik semua ontran-ontran ini. Ternyata orang ini tak lain adalah Panji Wiradapa alias Rangsang Kumuda, yang melenyapkan dirinya sendiri untuk meninggalkan kesan alibi mengarah padanya. Semua yang dilakukan Brama Rahbumi hanyalah untuk mendepak Cakradara dari kemungkinan menjadi raja. Dia ingin mendudukkan Kudamerta di atas singgasana, yang diyakininya bisa membawa dirinya serta kembali ke puncak kekuasaan menjadi Mapatih.